Judul : RobohnyaSurau
Kami
Penulis : A.A. Navis
Penerbit : GM (GramediaPustakaUtama)
Tanggal terbit : November-1996
Jumlahhalaman : 148 halaman (vi + 142)
Katagori :Cerpen
Dalam
cerpen “Robohnya Surau Kami”, bercerita Ajo Sidi kepada kakek penjaga Surau tentang
dialog antaraTuhan dengan haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang
selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
Bermula
dari seorang tokoh “aku” yang dimana di dalam cerita ini tidak disebut namanya.
Sesekali ia mengunjungi seorang kakek penjaga surau,yang menganggap surau itu adalah rumah baginya.
Sedari muda kakek tinggal di surau itu. Iatidak memiliki
istri. Ia mengaku, bahwa hidupnya sudah diserahkan kepada Allah STW, jadi
kehidupan dunia tidak berarti lagi baginya. Waktu melihat kakek, ia
terheran karena kakek sedang termenung. Ia pun mulai bertanya kepada kakek,
apalah yang membuat hati sang Kakek gundah. Berkali-kali ia bertanya, akhirnya
kakek pun mulai menceritakan apa yang telah membuatnya gundah. Kakek bercerita
bahwa Ajo Sidilah yang membuat hatinya gundah. Semua orang di kampong itu tahu
bahwa Ajo Sidi adalah seorang pembual.
Ajo Sidi membual
cerita tentang kisah seorang Haji yang bernama Saleh kepada kakek, Ajo Sidi
bercerita bahwa Haji saleh ini mengaku bahwa selama hidupnya, ia
selalu beribadah dan beribadah. Akan tetapi haji ini tidak mendapat syafa’at Allah.
Di putuskanlah dalam cerita Ajo Sidi ini, bahwa Haji Saleh akan di masukkan ke
dalam kerak Neraka. Karena dalam kisah ini di ceritakan bahwa, haji Saleh ini
hanyalah memikirkan kehidupan di akhirat kelak, tanpa memperdulikan orang lain.
Ia tidak pernah memikirkan kehidupan di dunia.
Allah STW telah
memerintahkan hamba - hambaNya untuk menyembah-Nya. Tapi bukan berarti selama
di dunia, kita tidak berbuat apa - apa. Tentunya kita harus memiliki rasa
saling peduli kepada orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri. Allah
tidak pernah tidur, itu adalah benar. Dan Allah sangat senang apabila melihat
hamba - hamba-Nya berdo’a dan berusaha terlebih dahulu, daripada pasrah dan
berdo’a. Allah Maha Pendengar dan Maha Penyayang.
Begitulah cerita yang
ia dengar dari kakek. Akan tetapi keesokan harinya “aku” terkejut mendengar
kakek telah meninggal dunia. Ia mendengar bahwa kakek meninggal karena bunuh
diri di suraunya dalam keadaan yang mengerikan. Kakek menggoroh lehernya dengan
pisau cukur. “aku” pun langsung menemui Ajo Sidi kerumahnya, tetapi
saat itu ia sedang kerja.
Jalan cerita dalam
cerpen ini sangat menggantung. Dalam cerpen ini menggambarkan sikap ketidakpedulian
dan tanggungjawab ata sapa yang telah diperbuat. Ketika seorang
mengaku beriman kepada Allah. Tetapi iman itu telah diruntuhkan oleh setan -
setan. Sehingga membuat kakek memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Meskipun
begitu, kakek telah melakukan dosa yang sangat besar, karena ia
bunuh diri. Dan perbuatan inilah yang sangat di benci oleh Allah STW.
Kisah ini telah member
banyak pelajaran yang dapat di ambil hikmahnya. Berfikirlah sebelum bertindak
untuk melakukan sesuatu. Bersikap pasrah tidak akan menuai hasil yang baik,
tetapi jika kita terus bertawakal, mempunyai niat, keyakinan dan
berusaha dalam suatu hal maka yakinlah bahwa Allah akan menjadikan usaha-usaha
itu terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar